Orang-orang bilang setiap manusia memiliki sidik jari yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Entahlah, aku
belum pernah benar-benar membuktikan kebenaran hal itu. Akan tetapi,
kalau boleh kutambahkan, satu hal yang kemungkinan besar berbeda antara satu
manusia dan manusia lainnya adalah suara langkah kaki mereka.
“Srek...tap tap..srek.”Tanpa perlu melirik ke sumber suara, aku sudah tahu bahwa langkah itu adalah milik salah seorang pegawai yang bertubuh cukup tambun. Sandalnya dalah sandal jenis shower slides—entah merek apa—berwarna biru tua.
“Tap..Tuk... Tap... Tuk... Tap... “Kalau suara langkah ini adalah langkah kepunyaan salah satu pegawai wanita yang usianya satu tahun lebih muda dariku. Ia menggunakan heels model pumps. Ketipak-ketipuk entakannya selalu terdengar pasti, namun agak terburu-buru.
“Sret... sret... sret... tap.”Lagi, tanpa perlu melihat, aku tahu jenis suara langkah ini adalah langkah atasan langsungku, yang berpostur tinggi besar. Langkahnya agak diseret dan lambat, namun penuh perhitungan. Sangat berbeda dengan langkah cepat-cepat namun sembrono milikku.
Sekarang aku masih memandangi layar
komputerku. Menggulirkan tampilannya secara tak henti, mencari data yang
diminta oleh salah seorang pegawai terkait persuratan. Satu-persatu jenis suara
langkah maupun derap silih berganti mengetuk gendang telingaku. Kadang
langkahnya diseret, kadang entakannya berlebihan, bahkan kadang hanya berupa
lirihan telapak sepatu atau sandal.
“Tuk... Tuk.... Tuk.... Tap.”Mendengar jenis langkah yang satu ini, aku mengalihkan pandanganku menuju si pemilik langkah. Hanya sekian sekon, sebab agak malu juga kalau terlalu lama. Langkahnya terdengar cukup mantap dan khas telapak pantofel. Memang benar sih pantofel—dan kalau boleh kutambahkan warnanya cokelat tua.
Kemudian aku jadi berpikir, kalau orang ini
berganti sepatu, apakah aku akan tetap mengenali suara langkah kakinya? Tentu
aku tahu, suara langkah kaki orang-orang yang telah kusebutkan dipengaruhi
banyak oleh jenis alas kaki yang mereka gunakan. Suara yang dihasilkan sepatu
formal dan non-formal tentu akan berbeda.
Kemudian aku berpikir, dapatkah aku tetap
mengenali suara langkah kaki orang-orang di sekitarku ketika mereka menggunakan
alas kaki yang sama sekali berbeda?
Dapatkah aku?
**
“You thought you knew.When in fact, you just don’t”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar