1Q84 Jilid 1
Judul : 1Q84 Jilid 1
pengarang : Haruki Murakami
penerbit : PT Gramedia
tebal : 516 halaman
cetakan
/ tahun : I / Mei2013
harga : 72.000 rupiah
“Sekarang
tahun 1Q84. Ini adalah dunia sejati, tak ada keraguan dalam hal itu. Tapi di
dunia ini, ada dua bulan menggantung di langit. Di dunia ini, takdir dua
manusia, Tengo dan Aomame berkelindan erat. Masing-masing dengan caranya
sendiri, terlibat dalam sesuatu yang mengundang bahaya. Dan di dunia ini,
tampaknya tak ada cara untuk menyelamatkan keduanya. Sesuatu yang dahsyat
sedang bergerak.”
Sinopsis
singkat:
Terdiri
atas 24 bab, Murakami memusatkan cerita pada dua manusia asal Jepang yang hidup
di tahun 1984: Aomame dan Tengo.
Aomame adalah seorang wanita yang berada di akhir
usia 20, dan Tengo merupakan lelaki di awal umur 30. Aomame dan Tengo adalah
bentuk nyata dari kesendirian, juga kesepian. Keduanya sama-sama memiliki masa
lalu tak menyenangkan, yang enggan mereka ingat. Masa lalu yang berkaitan
dengan keluarga dan kebebasan.. Masa lalu yang membuat keduanya terhubung
melalui benang merah tak kasatmata. Diawali sebuah ‘perkenalan’ kecil di
sekolah dasar saat mereka berusia 10 tahun, ternyata perkenalan itu masih
membekas di relung keduanya. Selama 20 tahun mereka saling merindu, namun tak
bisa berdaya apa-apa.
Tetapi tanpa disadari, keganjilan yang tiba-tiba muncul
pada dunia di mana Aomame dan Tengo tinggal membawa mereka kembali berada dalam
jalur kereta yang sama. Jalur yang
berbeda dari kehidupan sebelumnya, yang tidak dirasakan orang lain terkecuali
mereka sendiri dan beberapa orang terpilih lainnya. Jalur yang
membuat kesadaran dan logika jungkir balik. Jalur yang disebut Aomame dengan 1Q84. ‘Q’ yang melambangkan question mark, yang menandakan tanda
tanya besar atas keanehan beruntun yang terjadi pada dunia tempatnya berada, di
tahun 1984. Dan tanpa disadari, Tengo pun ternyata ambil bagian dalam keanehan
tersebut. Membuat keduanya kembali harus bersua, demi meluruskan apa yang telah
terjadi, pun mempersiapkan diri atas apa yang akan terjadi.
Judul yang unik, dan sampul yang menarik. Entah
pengaruh nama Murakami yang tercetak pada cover
atau memang sinopsis cerita yang cukup membuat penasaran, tanpa pikir
panjang saya langsung tarik novel ini dari rak dan memutuskan untuk membacanya.
Haruki Murakami tidak pernah berhenti menyihir
dengan sastra, dan sejarah. Kebudayaan Jepang yang ada pada tiap kelim
frasanya selalu mampu membuat siapa saja yang membacanya terhanyut, meski pada
awalnya tak setitikpun menaruh atensi pada negara di bagian Asia Timur ini. Deskripsi
yang luar biasa, dan runutan rapi setiap peristiwa dapat dengan mudah
menenggelamkan pembaca dalam arus cerita.
Banyak pelajaran, sejarah, informasi, dan hal-hal
baru yang dapat diketahui seusai membaca ‘1Q84 Jilid 1’ ini. Terutama yang berhubungan
dengan sejarah dan Jepang. Selain itu, bahasa Murakami selalu mengalir, dan
perumpamaan yang digunakannya selalu tepat. Kemandirian dan kerja keras yang
dilakukan oleh tokoh-tokoh utama akan membuat siapa saja yang membaca berpikir,
‘Iya ya, kalau aku begini, kenapa tidak
melakukan ini...’ dan—percaya atau tidak—akan membuatmu melihat agama dari
sisi yang lain. Melalui 1Q84 dapat ditangkap kalau kita menganut agama, itu
bukan karena apa yang dijanjikan
agama tersebut. Tapi karena kepercayaan, dan kesesuaian hati kita terhadap ajaran
yang diberikan.
Namun
sayang sekali, saya kurang bisa merasakan emosi yang disalurkan para tokoh ketika
mereka bercakap. Mungkin karena watak tiap tokoh dalam cerita ini memang tidak
terlalu pandai mengekspresikan perasaannya, sehingga yang bisa saya tangkap
kebanyakan hanya gerakan-gerakan fisik yang kurang sempurna mewakili perkataan
mereka.
Selebihnya,
keseluruhan isi buku lebih dari sekadar ‘bagus’. Salah satu karya yang
sangat-amat direkomendasikan untuk dibaca. Karena seperti tadi dikatakan,
membaca ‘1Q84 Jilid 1’ bukan hanya membaca fiksi, namun sekaligus non-fiksi dan
buku pelajaran sejarah. Atau bisa jadi ensiklopedia juga. Kebaikan apa yang
kita bisa kita dapat dari buku ini, bergantung dari apa tujuan kita membacanya.
Sesuai dengan ungkapan Aristoteles yang dikutip salah seorang tokoh, Komatsu,
pada halaman 285 baris ke-27:
“segala kesenian
dan segala penelitian, serta segala tindakan dan segala ikhtiar, dimaksudkan
bertujuan untuk mencapai kebaikan. Oleh karena itu, benarlah apabila kebaikan
dicanangkan sebagai tujuan dari segalanya.”
Selain
itu, sudah dipastikan hal pertama yang ingin dilakukan setelah membaca ‘1Q84
Jilid 1’ adalah membeli ‘1Q84 Jilid 2’, secepat mungkin.
***