Senin, 14 November 2016

Bad, Good Things Happen.

Hal baik terjadi. Hal buruk tak bisa dihindari.

Mengenyahkan rasa kesal setelah hal kurang baik menimpa memang tak mudah:

 

ketika episode terakhir drama yang telah kamu ikuti sejak episode pertama ternyata mengecewakan;

hujan lebat menyapamu tepat di depan gerbang saat kamu mengira semua hal akan berjalan lancar;

uang kembalian yang kamu dapat dari kasir minimarket lusuh, sobek sana-sini;

kendaraan bermotor yang membunyikan klakson keras-keras dan ditujukan kepada kendaraan yang sedang kamu tumpangi;

orang-orang salah mengeja namamu;

makanan dalam kemasan yang sempat terlupakan, dan saat teringat ternyata telah melewati waktu kedaluwarsanya;

bentuk telur mata sapi buatanmu yang tak beraturan;

hingga seseorang yang masuk ke dalam kamarmu tanpa mengetuk pintu atau bersuara terlebih dahulu.


Tapi kamu bisa melakukannya.

Sebab masih banyak hal lain yang secara tak sadar membuatmu mengulum senyum:


ketika kamu bisa mendapatkan barang yang kamu butuhkan di minimarket, yang hanya tinggal tersisa satu;

penjaja makanan di pinggir jalan yang memberikan bonus tambahan ke dalam porsi pesananmu;

memasuki kamar yang sudah dalam keadaan rapi setelah beraktivitas di luar seharian;

menemukan bolpoin favorit yang kamu pikir telah lenyap tak jelas rimbanya;

melihat seorang lelaki setengah abad yang berada di dalam toko pernak-pernik serba merah muda untuk mencari ikat rambut bagi anak gadisnya;

menemukan selembar uang terselip di dalam saku celana jeans-mu;

mengetahui tim sepak bola kesukaanmu menang dengan skor terpaut jauh;

mempunyai seseorang, atau bahkan banyak orang, yang secara tulus ingin mendengar apa ceritamu hari ini.

 

Ada banyak lagi sebenarnya, yang tak mungkin aku sebutkan satu-persatu karena, ya, selalu ada batas untuk segala hal, bukan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar